Titik temu

Kupikir dulu aku menahan nya karena sesuatu yang kata orang disebut "Sabar".
Kupikir dulu semua akan berubah beriring dengan waktu. 
Ternyata yang kulakukan hanya menumpuknya bagai bom waktu. 

Satu makian yang berlanjut dengan makian berikutnya, 
Satu helaan nafas yang tertahan disela melakukannya. 
Andai, aku mengetahui lebih berat menahan daripada meluapkannya, sungguh lebih baik meluapkan. 

Tidak ada sedih, tidak ada kecewa, tidak ada benci apalagi cinta. 
Rasanya seperti kosong (?)
Tuhan tidak tidur kan?
Apakah kau mencatat makian dalam hatiku sebagai dosa, atau kah mencatatnya bagai tumpukan balasan utk sesuatu yang kuanggap dzalim?

Kekuatan-Mu melebihi dari apa yang kumiliki dan yang kuketahui, ajarkan tuk senantiasa berserah dan percaya pada-Mu. Biarkan ia berakhir di titik temu waktu


Bpn, 17/6/20

Komentar

Postingan Populer