Amarah yang sia-sia

Seringkali amarah datang tanpa sebab, hanya terpancing dengan hal yang remeh. Berapa lama pun otak digunakan untuk berpikir dgn logika yang baik, tidak akan pernah sesuai dengan hati yang dipenuhi amarah.

Hingga tanpa sadar sering protes pada tuhan seperti ini :
 " kenapa dia masih diperkenankan hidup sementara mereka yang jauh lebih berguna dan bermanfaat dibiarkan berpulang, tuhan?"

Tentu tuhan tak langsung menjawab, maka melalui langkah dan uluran tanganNya, tuhan menuntunku pada sebuah jawaban. Jawaban yang harus tertanam tanpa sadar.

" jangan ambil porsi berpikir tentang jatah hidup dari seorang yang bernama manusia, karena sesungguhnya itu kuasaku."

Perlahan tapi pasti, kehidupan harus berjalan sebagaimana pastinya. Kamu boleh memilih menyelingkuhi banyak hati tapi jangan sampai menyelingkuhi kepercayaan.

Percaya itu harga mati, sekali hilang takkan pernah kembali.
Ya, berbagi amarah hanya karena kepercayaan yang diselingkuhi tak ubah nya seperti menanti mentari timbul di malam hari. Sesuatu yang sia-sia.

Komentar

Postingan Populer