Do you have a dream ?
Mimpi,
apakah aku sedang terlelap ?
Akan
kah aku segera tersadar dari kelam nya mimpi ?
Kucoba
perlahan mencermati kalimat yang tertera di layar laptop ku.untuk kesekian kali
nya,tak kunjung ada kata
“
Selamat,anda diterima....”
Tawa
serta tangis beriringan memenuhi seluruh lorong kosan yang mayoritas berisi
para pejuang tes sbmptn. Ingin rasa nya aku kembali terlelap untuk kesekian
kali nya. Namun,aku terkunci oleh tatapan manis di sudut pintu ku.tatapan yang membuat
ku enggan memeluk bantal gulingku kembali.
“sudah kau lihat pengumuman mu na?” tanya
nya
“ sudah. Failed again. Kamu sendiri gimana ? “ balasku pada nya
“ me
too. Tak kau lihat kah hasil tes ITK mu ? “ tanya nya kembali
“ nanti lah kulihat. Malas aku lihat nya.
Kalau kau mau liat,liat dah.”balasku
Natalie,gadis
cantik dengan tubuh tinggi ini kerap kali menemaniku membuka satu per satu
hasil tes yang sudah ku ikuti. Dua
bulan,hanya dua bulan waktu untuk ku bisa akrab mengenal nya. Kami berbagi
cerita suka duka sebagai sesama anak rantau di Surabaya.Tak pernah terfikir
dalam benak ku akan kuliah di kampus teknik dimana pun tempat nya.Menjadi
seorang dokter merupakan ambisi dan mimpiku sejak kecil.dan itu harga mati,saat
itu..
Hari dimana akhirnya kubuka hasil
tes ITK ku.Hasil
yang mendebarku akhirnya keluar.sebuah hasil yang mengubah hidupku kedepan nya.
“Selamat,anda
diterima di jurusan Teknik Material dan Metalurgi”
Perasaan
yang tak dapat kupungkiri namun tak bisa kujelaskan.Seneng karena akhirnya
keterima namun sedih karna harus masuk ke jurusan teknik.Menjadi mahasiswa
teknik yang tak pernah terbayangkan dalam pikiran ku,sedetik pun.Bergegas kuambil hp ku
dan pergi dengan kontak motor ku,dari jauh tatapan natalie menghampiri ku
dengan iba dan senang.
“Na,pasti
ini yang terbaik buat mu.Tuhan
nggak akan salah kasih jalan.” Jawab nya sebelum aku pergi
“ hahaha mungkin ya jawaban
terbaik,tapi aku belum bertemu sisi baik nya.can you leave me alone sweety? “ balas ku sambil berlalu.
Kehidupan kampus pun mulai mengisi
hari-hari ku. Berkuliah di salah satu kampus yang konon katanya kampus
perjuangan merupakan hal yang sangat berkesan untuk ku.berbagai aktifitas
kujalani tak terkecuali fase maba,saat proses pengkaderan. Mendengar nama nya
saja aku hanya terbayang semacam ospek saat SMA dulu dan berlangsung selama 3
hari. Ternyata bukan. Proses yang membuatku menangis,tertawa,berbagi,solid dan
sebagai nya terlalu mahal untuk dikatakan sebagai proses ospek. Proses yang
kujalani selama hampir 9bulan lama nya ini mengajarku akan banyak hal dan
memberiku sebuah “keluarga” baru. Keluarga yang tidak ada hubungan darah namun
bisa menjadi sandaran selama aku merantau di Surabaya. Hampir 2tahun aku
menumpang di kampus ini,tak ada sedikit pun niat untuk kembali pulang ke
Kalimantan.Sempat terbesit sebuah penyesalan mengapa dulu tak terpikir akan
memilih ‘kampus perjuangan’
dalam daftar ku. Terlalu terkurung dengan mimpi menjadi seorang dokter hingga
lupa ada “sesuatu” yang bisa kudapatkan lebih dari pada apapun dari kampus ini.
Cukup lama aku merenung memikirkan nya,2tahun. Bukan waktu yang sebentar untuk
meninggalkan semua kenangan dan keluarga baru ku disini. Andai waktu bisa
diulang dan aku terjebak di kampus ini dengan sebenar-benarnya,aku pun tak
menyesal.tidak akan pernah menyesal lebih tepat nya.Sederet prestasi yang
sempat ditorehkan ‘kampus
perjuangan’ tak ubah nya menjadi sebuah pemandangan
dan pelajaran untuk ku. Bagaimana aku bertemu dari berbagai anak rantau,yang
memiliki niat sama untuk membangun tanah tempat tinggal nya dan kami digembleng
melebur menjadi satu rasa untuk bisa berjuang di kampus ini.
Setelah 2 tahun aku berada di
surabaya,saat nya aku kembali.Kembali pada tanah kelahiran ku,Balikpapan.Dimana
aku akan menyelesaikan sisa masa kuliah ku disini.kutengok gedung kampus
baruku,gersang. Tampak kosong di berbagai sisi.Bangku-bangku kelas yang kosong
tak berpenghuni itu pun mematung menanti mahasiswa menduduki nya.Tak ada lagi
suara gaduh anak-anak rebutan kursi kelas.Lorong panjang yang sunyi terbentang
di depan ku. Tak ada yang duduk di lantai ribut untuk mencari sinyal wifi atau
rebutan ngisi frs di integra.Tak
ada hal seperti itu disini
.Sejauh
mata memandang hijau,hijau nya hutan. Namun tak dapat dipungkiri,udara panas
dan gersang wilayah sekitar kampus membuat suasana lebih membuatku sepi.
“Hai,Apa kabar kalian?” tanyaku
dalam salah satu grup
“Hai
nana.Kabar kami baik disini.Nana apa kabar disana?betah sayang?” jawab salah
satu kawan ku,Meilati.
“Alhamdulilah
baik mel.Gimana
keadaan kampus?”
Tanya ku
“Baik
kok, ini sudah mau sibuk pemilihan presbem lagi na.Kangen nana nih,semoga betah
ya. We wait you here,honey.” Balas
nya
Kututup layar monitor hp ku,kuletakkan
disamping kasur ku Aku lelah,aku lelah merindukan kehidupan kampus tebengan ku
dulu.Kehidupan ramai dan sibuk di setiap jam nya,tidak selengang kehidupan
kampus asli ku.Kurebahkan kepalaku dan perlahan kupejamkan mataku,alunan lagu
Ran yang berjudul “jauh di mata dekat di hati” menemaniku semalaman.Raga ku
sudah di kampus asliku,tapi nyawa ku tertinggal di kampus tebengan ku. Kenangan
ku dan semangat ku masih tertinggal disana.Setiap saat kupanjatkan doa,terselip
sebuah tanya untuk-NYA. Sebuah tanya yang menggantung dan selalu membuat ku
teriris setiap kali mengucap nya.
“Adakah
kesempatan untuk menemukan perasaan cinta pada kondisi saat ini sama cinta nya
dengan kondisi ku di kampus lama ku?”
Untuk
kesekian kali nya lagi,aku menemukan sebuah perasaan cinta.sebuah cinta yang
membuat ku semangat untuk bermimpi. Bermimpi akan bersanding wisuda bersama
kawan-kawan ku di kampus lama.
Tidak sebentar waktu yang kubutuhkan untuk ku menemukan apa yang kucintai
diluar ambisi yang sempat membutakan ku selama ini. Tak lama setelah ini akan
diadakan Dies Natalis kampus
untuk yang pertama. Dies Natalis ini tak jauh beda dengan perayaan Dies Natalis
kampus lamaku. Serangkaian
kegiatan kami lakukan disini. Sekali lagi,aku tak merasakan apapun selain rasa
sepi.Arogansi jurusan yang sangat terlihat sewaktu aku kuliah disana hampir tak
ada terlihat di kampus baru ku. bagus,memang.
Tapi adakah jaminan sob
pada kampus ini terbentuk?tidak. Saat ada yang bertanya apakah aku merindukan
arogansi jurusan untuk kampus asli ku ini,jawaban ku tidak. Tapi inginkah aku
kehidupan flat tanpa sob
sama sekali,sob yang
digaungkan oleh para petinggi birokrasi bisa tercipta dari berbagai event yang
dibuat ? jawaban ku adalah tidak. Sob itu tidak bisa
diciptakan dengan event yang berlangsung sehari-dua hari atau sebulan lama nya.Sob tidak bisa diciptakan
oleh pidato-pidato saat pembukaan maupun penutupan acara.Sob itu sebuah rasa. Sebuah perasaan yang
tak bisa dilakukan dengan hal semacam itu. Butuh sebuah proses,butuh sebuah
moment. Sebuah moment yang bisa membuat setiap mahasiswa nya bisa berkata “ Aku
adalah mahasiswa ITK”.
Miris sekali saat orang membaca
tulisan ku,sangat miris. Belum tuntas mengalahkan diri sendiri untuk moveon dari mimpi menjadi seorang
dokter,harus pula moveon dari kampus
tebengan yang memberi sejuta kenangan. Mengalir seperti air yang mengalir
mungkin menjadi pilihan ku saat ini,hingga tiba saat nya aku berpikir satu
hal..
“ Aku memiliki hasil didikan kampus perjuangan,yang
harus bisa survive dan adaptasi dengan kondisi apapun.Termasuk kondisi disini.
Akankah aku menyerah?” gumam ku.
Pemikiran
itu yang menghantui ku setiap malam nya. Pemikiran yang menanti jawaban dan
aksi untuk mewujudkan nya.Akhirnya kuputuskan untuk berubah. Bukan membiarkan
seperti air yang mengalir namun membuat “celah” dan “alur” untuk air itu bisa
mengalir dan deras. Sama seperti ‘kampus
perjuangan’ yang sekarang sudah mulai membuat pola
alur akan kemana kampus tersebut bergerak. Lama aku tak membuka grup line ku di
kampus lama,hingga aku tertarik
pada sebuah pengumuman lomba manis berwarna pink.Pengumuman mengenai lomba menulis cerpen tentang mimpi.Tergerak hatiku
mengikutinya, lama rasanya aku tak menyalurkan hobiku.Sebuah pertanyaan
menggantung di hadapanku,seperti ini bunyinya
“Do you have a
dream ?”
Sebuah tanya yang mengusik pikiranku tuk segera
menemukan nya,tak terkecuali hatiku.Beberapa waktu hingga mendekati deadline
pengumpulan,kutemukan apa yang masih menjadi mimpiku. Penulis, ya aku menyukai
dunia kepenulisan dan sosial. Kuingin bertahan sekuatku di kampus yang bermukim
di tengah belantara Kalimantan.Sebuah institusi pendidikan yang membutuhkan
sebuah para pemimpi yang tak mengurung mimpinya
Komentar
Posting Komentar