hubungan masalah,media dan kepintaran pembaca

Beberapa waktu ini, banyak pemberitaan hilir mudik mengenai konflik yang mengandung SARA. beberapa kali terjadi pergerakan massa secara besar-besaran menuntut beberapa hal, para pemangku hukum pun juga kian sibuk dengan hilir mudiknya mengantri diselidiki KPK, belum lagi bapak pemimpin bergantian berceloteh di sosial media masing-masing.

Mengamati yang terjadi saat ini, inget beberapa tahun silam bagaimana konflik sara terjadi di berbagai daerah. pertumpahan darah tak dapat dihindari. aparat kepolisian yang dikirim ke medan konflik hanya menyisakan khawatir bagi keluarga yang ditinggalan dan tentunya mimpi buruk bagi mereka sendiri. ketika kebodohan masih di ambang mata akibat pendidikan belum bertambah baik dan perekonomian belum berangsur stabil, haruskah kembali negara yang seakan "tidur" sejenak ini kembali "bangun" akibat sebuah permasalahan yang tak beda jauh dengan yang sebelum  nya ?

Terlepas dari penyebab masalah yang mulai siapa, ada peran MEDIA yang jika dipikir lagi tak beda dengan yang pernah terjadi ketika permasalahan beberapa tahun silam terjadi. Ketidakseimbangan dalam isi berita tersebut menyebabkan keadaan tidak kunjung membaik. sebuah informasi memang sepatutnya untuk di publish ke khalayak umum, namun informasi yang seperi apakah yang baik untuk di publish?

Sadar akan sebuah kata yang terucap maupun tertulis akan membuat efek pada sasarn informasi,setiap orang harusnya memikirkan dari berbagai sudut pandang. Jika ada yang berkata sebuah media itu hanya menyampaikan apa yang ingin didengar masyarakat tanpa memikirkan dengan seksama apakah sudah seimbang kah isi berita tersebut untuk diberitakan pada masyarakat, bolehkah kubilang bahwa media hanya sebagai bisnis informasi yang uang menjadi tujuan nya? 
melihat banyak nya petinggi yang sesuka hati mengungkapkan apapun yang terlintas di benaknya ntah dipikir apa tidak dalam media sosial, menuntut kita, si "awam" kudu lebih cerdas dalam menilainya. jangan asal membela dengan alasan mereka satu suku,satu daerah,satu agama.

Perlu dicatat,kita hidup dalam masyarakat yang multikultural. berbagai budaya,berbagai agama dan tidak bisa diambil dalam satu landasan hukum berdasarkan di daerah tersebut banyak penganut agama apa atau banyak suku apa.nggak pengen terulang untuk kesekian kalinya lagi kan ya terpecah belah karena SARA ? nggak pengen kan ya krisis kepercayaan terhadap siapa pun yang bakal maju jadi pemimpin ? dan tentunya kita nggak pengen jadi bahan bisnis informasi yang lebih banyak merugikan nya. 

KUNCI nya cuma SATU, yakni PINTER
kita kudu pinter memilah mana yang bisa kita serap, mana yang kita pikirkan,mana yang diperjuangin,mana yang kudu dibuang karena cuma sampah. mungkin beberapa tips pribadi dari saya ketika menghadapi beberapa problem yang ujungnya mudah berakhir dengan provokasi adalah JANGAN MUDAH PERCAYA.manusia bukan tuhan yang selalu benar,yang selalu memaafkan,yang selalu stabil emosi dan pikirannya. jadi pikir sejuta kali ketika mau percaya sama orang. terlebih media . hidupmu,perasaanmu, harus tetap merdeka terbebas dari urusan orang disekitarmu.



Komentar

Postingan Populer