Bahasa cinta
Ia dengan gamis dan jilbab warna senada terjulur menutupi dada.
Duduk di kursi tengah lengkap dengan telepon genggam di tangannya.
Tak lama kemudian, seorang pria, yang tak lain adalah suaminya mendekat.
Pria itu berbicara pelan, sambil menatapnya.
Masih dengan peluh yang bercucuran, ia berbicara dengan lembut pada wanita di sebelahnya.
Pria itu, menatapnya penuh cinta.
Seperti menemukan tempat berpulang,
Yang dapat menghapus semua keluh kesah.
Tak lama, wanita itu meletakan ponselnya, memperbaiki posisi duduknya, dan menatapnya.
Ya, ia menatap pria lembut dengan tatapan penuh cinta ini dengan seuntai senyuman.
Senyuman dan tatapan yang sungguh sangat menenangkan.
Tak lama ia pun membalas dgn nada suara yang pelan,
" abi tadi umi tinggal, makan apa? "
" makan ikan, sama nasi" ujarnya sambil menunjuk piring
Wanita itu kembali tersenyum, sangat manis.
Seakan tidak percaya dengan apa yang pria ini katakan.
Selang beberapa waktu, Pria itu pun berlaku manja sembari menggodanya di hadapan kami.
Senyum manis itu pun akhirnya merekah jadi tawa yang lengkap dengan semburat malu.
Ah, mereka..
Selalu seperti itu..
Pandai menempatkan sekitarnya kikuk tak tau harus berkata apa.
Ya, seseorang pernah berkata padaku, setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda.
Tak terkecuali mereka..
Tatapan itu,
Yang penuh cinta berbalas dengan penuh ketenangan layaknya rumah menjadi sedikit bahasa cinta ala mereka.
Tanpa sadar, aku pun jatuh cinta.
Jatuh cinta dengan kesederhanaan bahasa cinta itu.
Andai, oh andai kata
Aku punya kesempatan untuk jatuh cinta dengan benar, tentu aku ingin meniru mereka.
Sederhana tapi sarat akan makna, penuh cinta dan ketenangan tanpa unsur intrinsik nafsu belaka.
Dan tentunya pada pria yang tepat😊
Minggu, 3/5/20
" makan ikan, sama nasi" ujarnya sambil menunjuk piring
Wanita itu kembali tersenyum, sangat manis.
Seakan tidak percaya dengan apa yang pria ini katakan.
Selang beberapa waktu, Pria itu pun berlaku manja sembari menggodanya di hadapan kami.
Senyum manis itu pun akhirnya merekah jadi tawa yang lengkap dengan semburat malu.
Ah, mereka..
Selalu seperti itu..
Pandai menempatkan sekitarnya kikuk tak tau harus berkata apa.
Ya, seseorang pernah berkata padaku, setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda.
Tak terkecuali mereka..
Tatapan itu,
Yang penuh cinta berbalas dengan penuh ketenangan layaknya rumah menjadi sedikit bahasa cinta ala mereka.
Tanpa sadar, aku pun jatuh cinta.
Jatuh cinta dengan kesederhanaan bahasa cinta itu.
Andai, oh andai kata
Aku punya kesempatan untuk jatuh cinta dengan benar, tentu aku ingin meniru mereka.
Sederhana tapi sarat akan makna, penuh cinta dan ketenangan tanpa unsur intrinsik nafsu belaka.
Dan tentunya pada pria yang tepat😊
Minggu, 3/5/20
Komentar
Posting Komentar